Sejak saat Anda menerima Yesus sebagai Juru Selamat, Roh itulah yang memberikan Anda kemauan, kekuatan dan keinginan untuk mematuhi Allah dan menghayati kehidupan Kristen. Tanpa Dia, hal itu mustahil dijalani.
Rasul Petrus memberi tahu, “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yagn tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh – sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu” (1 Petrus 1:22).
Banyak orang — bahkan orang – orang Kristen —– gagal karena mereka tergantung pada kekuatan mereka sendiri.
Anda tidak dapat mematuhi Allah dengan mengatakan, “Aku akan melakukannya sendiri.”
Berapa seringkah Anda telah berkata, “Aku akan berdoa,” tetapi ternyata Anda tidak melakukannya. Atau “Aku akan membaca Alkitab,” tetapi Anda lupa. Mengapa?
karena Anda bersandar pada pikiran Anda. Anda mengandalkan daging, dan itu akan terus – menerus membuat anda gagal.
Ia akan memberikan kepada Anda kekuatan dan hidup, bahkan Roh akan memberikan sesuatu yang lain yang sama pentingnya. Ia akan memberikan perhentian kepada Anda. Yesaya berkata,
Seperti ternak turun ke dalam lembah,
Roh Tuhan membawa mereka ke tempat perhentian.
Demikian Engkau memimpin umat-Mu
Untuk membuat nama yang agung bagi-Mu (Yesaya 63:14).
Setelah saya memberitakan Injil, saya bertemu dengan David DuPlesis. Ia dikenal sebagai “Bapak Pentakosta” karena pemberitaannya tentang Roh Kudus kepada para pemimpin agama di dunia. Ia seorang tokoh karismatik sebelum siapapun mengetahui arti kata karismatik itu.
Pada waktu itu saya saya sedang berjalan di ruang masuk pada suatu konferensi di Brockville, saya melihat tokoh yang diurapi ini dan saya memberanikan diri untuk menghentikannya untuk mengajukan sebuah pertanyaan. Dengan gugup saya bertanya :
“Dr. DuPlesis, bagaimanakah caranya agar saya benar-benar berkenan kepada Allah?”
Orang tua ini, yang sekarang sudah bersama Yesus, berhenti. Dia meletakkan tasnnya dan kemudian menudingkan jarinya ke dada saya dan mendorong saya ketembok. Saya tentu saja tidak menduga hal itu dari seorang pendeta yang bertubuh lemah. Yang saya ucapkan hanyalah, “Bagaimanakah caranya agar saya dapat berkenan kepada Allah?” Ia mendorong saya ke tembok dan kemudian mengucapkan perkataan yang tidak pernah saya lupakan.
Ia berkata, “Jangan berusaha Sendiri!”
Ia mengambil kembali tasnya lalu berjalan meninggalkan gedung pertemuan itu.
Saya segera menyusulnya sambil berkata, “Dr. DuPlessis, saya tidak mengerti.”
dengan tenang ia berpaling dan berkata:
“Orang muda, itu bukan dengan kekuatanmu. Ini adalah kesanggupan-Nya yang ada dalam dirimu.”
kemudian ia berkata, “Selamat malam,” lalu masuk ke kamarnya.
Ketika saya berjalan masuk ke kamar saya, saya masih bingung. Saya berbaring di ranjang sambil merenungkan kata-kata itu. “Dan bukan dengan kemampuanmu sendiri. Ini adalah kesanggupan-Nya yang ada dalam dirimu.”
pada saat itu saya hampir tak tahu apa yang harus didoakan, tetapi Roh itu mulai menyatakan kebenaran kata-kata itu kepada saya. Bagaimanakah saya dapat berkenan kepada Allah? Dengan menyerah! Dengan tidak perlu mencoba! Tetap seperti yang diucapkan oleh Bapak Pentakosta. Roh Kudus akan melakukan pekerjaan itu. Itu bukan kekuatan saya; itu adalah kekuatan-Nya. Kalau tidak demikian maka saya dapat membanggakan diri dengan hasil pencapaian saya sendiri.
Bila Anda bertemu Yesus muka dengan muka, Anda takkan berkata:
“Tuhan, lihatlah hal yang kulakukan.” Anda akan berkata, “Tuhan, lihatlah apa yang telah Kaulakukan atas orang yang berdosa ini.”
Mulailah berlatih untuk mengucapkannya. Bukalah tangan Anda lebar-lebar dan berkatalah:
“Roh Allah yang hidup, aku ingin hidup untuk Yesus hari ini. Aku menyerahkan kepada-Mu pikiranku, perasaanku, kemauanku kecerdasanku, bibirku, mulutku, telingaku dan mataku gunakanlah itu semua untuk kemuliaan Allah.”
—- Dikutip dari buku berjudul : Selamat Pagi Roh Kudus, Hal : 175 – 177, Penulis : Benny Hinn, Penerbit : Immanuel —-
komentar terbaru